Pendidikan

Hipotesis Adalah: Penjelasan Lengkap dan Tahap Pembentukan

hipotesis-adalah
Sumber: Freepik

Di dunia pendidikan itu sendiri baik di jenjang pendidikan SMP hingga Mahasiswa, tentunya kita semua pernah mengalami materi atau pembelajaran yang mengharuskan kita untuk melakukan penelitian. Sebenarnya, dengan melakukan penelitian tersebut, memiliki tujuan untuk melatih siswa berpikir secara ilmiah. Nantinya, saat menulis makalah akademis, maka siswa perlu mengetahui hipotesis hasil dari penelitian tersebut. Mungkin 

Seperti yang sudah kita ketahui, memahami hipotesis bukanlah hal yang mudah. Dalam penulisan karya ilmiah itu sendiri, seorang penulis diharuskan untuk mengetahui hipotesis penelitian tersebut. Dengan demikian, tentunya hipotesis merupakan suatu asumsi peneliti mengenai masalah yang diteliti. Namun, semua itu tidaklah mudah.

Mengenai pembentukan hipotesis itu sendiri tidak boleh sembarangan, terlebih jika tanpa adanya bukti dan argumentasi yang kuat. Terlepas dari itu, pada topik kali ini pembahasan yang akan disampaikan berfokus pada hipotesis secara mendalam. Penasaran? Yuk!simak pembahasan berikut. 

Arti hipotesis adalah?

Perlu kamu ketahui, anggapan dasar atau hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dengan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementaram, yang akan diuji kebenarannya dengan dadya yang dikumpulkan melalui penelitian.

Selain itu menurut beberapa sumber, hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi masa teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. 

Baca juga: Deskripsi Adalah: Pengertian, Jenis, Ciri Beserta Struktur

Menurut para ahli hipotesis adalah?

Selain mengetahui penjelasan hipotesis secara umum, ada juga definisi dari hipotesis menurut beberapa ahli. Berikut penjelasannya:

  • Sugiyono

Menurutnya, hipotesis adalah jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah tersebut sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis disebut sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori. 

  • Sudjana

Selain pengertian menurut Sugiyono tersebut, ada juga definisi hipotesis menurut para ahli lainnya salah satunya dari Sudjana ini. Menurutnya, hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara tentang hal yang dibuat, guna menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk pengecekan. 

  • Margono

Margono menjelaskan bahwa hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis. Yang mana Hipo tersebut dapat diartikan dengan kurang dari. Sedangkan thesis memiliki arti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara. Selain itu, menurutnya hipotesis juga merupakan sebuah kemungkinan jawaban dari permasalahan  yang diajukan. 

Fungsi Hipotesis

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang diyakini oleh peneliti. Selain itu, hipotesis juga bermanfaat untuk memberikan suatu kerangka dan arah kerja bagi peneliti dalam proses penelitian. Adapun beberapa fungsi hipotesis lainnya seperti berikut ini:

  1. Sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
  2. Untuk menambah kepekaan peneliti terhadap permasalahan penelitian.
  3. Hipotesis memungkinkan peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang diteliti.
  4. Digunakan sebagai sebuah kerangka untuk peneliti. 

Macam-macam Hipotesis Berdasarkan Bentuk

Perlu kamu ketahui, dalam hipotesis itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam atau jenis. berdasarkan bentuk dari hipotesis tersebut. Adapun beberapa penjelasannya seperti berikut ini:

1. Hipotesis Deskriptif

Salah satu jenis yang terdapat dalam hipotesis berdasarkan bentuknya yang pertama yaitu hipotesis deskriptif. Perlu kamu ketahui, hipotesis deskriptif merupakan suatu dugaan atas jawaban atau pernyataan sementara pada sampel dalam suatu kelompok yang memiliki beberapa perbedaan di dalamnya. 

Selain itu, dalam penelitian deskriptif umumnya tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya sebuah variabel, gejala, atau keadaan. Dengan demikian, tentunya bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada juga beberapa penelitian deskriptif yang memakai hipotesis. 

Baca juga: Pengertian Argumentasi Adalah: Berikut Ciri dan Strukturnya

2. Hipotesis Komparatif

Selain hipotesis deskriptif, ada juga jenis lain berdasarkan bentuknya salah satunya seperti hipotesis komparatif. Secara pengertian, hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.  Perlu kamu ketahui, dalam hipotesis khususnya deskriptif dan komparatif keduanya memiliki perbedaan.

Perbedaan tersebut yaitu, jika pada hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif. Sedangkan dalam hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif. Tentunya, dengan penjelasan antara keduanya tersebut sudah sangat jelas mengenai gambaran perbedaan antara keduanya. 

3. Hipotesis Asosiatif

Terakhir, yaitu hipotesis asosiatif. Secara pengertian, hipotesis jenis dapat didefinisikan bentuk dari pernyataan yang menunjukan bahwa variabel yang diuji terjadi bersama-sama dalam beberapa cara tertentu tanpa menyiratkan bahwa yang satu memiliki sebab yang lain. Contoh rumusan misalnya, adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektivitas kerja?.

Tahap-tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum

Tentunya dalam pembentukan hipotesis ini, kamu perlu memperhatikan beberapa bagian agar tidak asal-asalan dalam membuatnya. Bagi kamu yang masih kebingungan dengan langkah-langkah untuk pembentukannya, simak beberapa tahap-tahap berikut ini:

1. Penentuan Masalah

Salah satu langkah dalam pembentukan hipotesis yang pertama perlu kamu lakukan yaitu menentukan masalah terlebih dahulu. Dalam penentuan masalah ini juga terdapat beberapa poin-poin penting yang harus kamu lakukan. Beberapa poin-poin seperti observasi topik masalah, membuat daftar permasalahan, memulai menulis hipotesis, memastikan hipotesis bisa diuji. 

2. Hipotesis Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer

Dalam tahap selanjutnya, hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer merupakan dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Umumnya bagian ini juga digunakan dalam penalaran ilmiah. Tanpa melakukan hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer, maka nantinya pengamatan tidak akan terarah. 

3. Pengumpulan Fakta

Perlu kamu ketahui, dalam hipotesis ini perlu jelas, dapat dimengerti dan sesuai dengan fakta. Artinya, setiap hipotesis baru bisa diterima jika hubungan variabelnya cocok dengan dakta. Jadi, hipotesis harus bisa diuji dengan nalar, baik dengan memberikan pernyataan yang sesuai dengan fakta atau menggunakan alat bantu yang berkaitan.

Pastinya dalam pengumpulan fakta ini akan ada banyak sekali fakta ilmiah yang tersedia. Namun, kamu hanya perlu mengumpulkan fakta-fakta tersebut yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta. 

Baca juga: Implementasi Adalah: Pengertian, Tujuan dan Cara Membuat

4. Formulasi Hipotesis

Perlu kamu ketahui, dalam pembentukan hipotesis tentunya dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal tersebut. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu antara sejumlah fakta. Dalam tahap ini, formulasi hipotesis perlu digunakan. 

5. Pengujian Hipotesis

Dalam pembentukan hipotesis ini, pengujian hipotesis perlu untuk dilakukan. Artinya, mencocokan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati. Dalam istilah ilmiah hal ini disebut dengan verifikasi. Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta, maka disebut dengan konfirmasi. 

6. Penerapan

Tahap pembentukan hipotesis terakhir yaitu penerapan. Yang dimaksud dengan penerapan ini yaitu apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasi dengan fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button